April 30, 2014

Langkah kaki sendiri

Apa yg sebenarnya menggelantung di pelupuk mata saya ini Tuhan?apakah ini airmata sisa dari perjalanan yg terlanjur basah atau ini rasa kantuk krn malam-malam penuh lamunan yg berdarah?  Sebaiknya, dengan cara apalagi saya harus mengatakan bahwa saya lelah? Tidak mungkin juga saya berhenti dan menyerah. Itu salah.

Seperti berjalan memincang memukul mukul rongga dada yg tak bertuan. Hati saya menghilang pergi. Saya cari-cari, yang terlihat tinggal sisa satu senti. Dulu, ada burung burung cantik yg meninggalkan pesan katanya bahagia menyurati saya.mana? Tak pernah sampai. Setahu saya yg ada hanya debu dan laba laba.

Topeng topeng saya banyak yg pecah berjatuhan. Saya kehabisan. Yg tertinggal hanya murung dan kesedihan. Mungkin harus mencetak lagi ratusan. Bukan untuk meniduri kemunafikan, tapi hanya utk menutupi tanpa harus banyak menjelaskan. Sudah tahu tadi kan? Saya lelah.

Sering saya berfikir. Apakah hanya saya seorang yang seperti ini? Atau yang lainnya terlalu pintar saja mengelabuhi? Cinta sekarang ini sudah jauh pergi. Banyak yang ditinggal nya mati. Tapi berpura pura hidup dan berdalih masih disini. Tuhan, bolehkah saya membuka pintu lalu lari berhamburan? Di musim apa saja terserah. Yang penting izinkan saya berbunga dan merekah. Karena saya ini padang tandus yg tanah nya kering meretak. Hanya hujan yg mampu mendatangkan bijak. Tinggal ini kepunyaan saya. Petikan petikan nada sumbang untuk menenangkan hati. Semoga dapat bertahan hingga akhirnya Tuhan berkata berhentilah sampai disini.

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!