February 20, 2014

Being A Mom

being a Mom.

nulis satu kalimat di atas itu saja sudah cukup bikin ngelamun selama beberapa menit karena ga tau mau nulis apa. terlalu banyak yang terlintas di kepala dan terlalu sempit waktu yang di kejar.

dulu, sebelum menjadi ibu. saya tidak pernah membayangkan seperti ini lah garis yang di ambil setiap perempuan yang memutuskan untuk mengandungnya selama sembilan bulan. pernah denger, pernah mengerti, dan pernah menghadapi pengalaman-pengalaman orang lain yang punya anak juga. tapi. ini berbeda. saya tidak pernah membayangkan bahwa dengan menjadi seorang ibu, akan begitu sangat benar-benar banyak hal yang harus saya bungkus rapi-rapi untuk saya simpan jauh-jauh. saya tidak pernah membayangkan dengan menjadi seorang ibu, saya harus mengosongkan berliter-liter ego saya untuk memiliki waktu untuk diri saya sendiri. there's no me time dude. deal with it. saya tidak pernah membayangkan dengan menjadi seorang ibu, saya tidak boleh tertinggal di belakang. harus selalu meng-upgrade otak supaya saya siap untuk menjadi tempat bersandar dan tempat bertanya untuk anak saya kelak. yah, saya seorang ibu, eventually. saya tidak mengizinkan diri saya untuk membantu laba-laba menyulam jaring di rongga otak saya pertanda akal sudah lama pergi entah kemana. hey. saya masih disini. dan mesin ini akan terus bekerja dan memanas. saya juga tidak pernah membayangkan dengan menjadi seorang ibu, saya harus menjadi pakar manajemen waktu. dunia tidak menunggu saya duduk diam untuk berputar menghabiskan hari. saya harus memastikan setiap orang disini menjalani harinya dengan baik dan cukup. lagi, saya tidak pernah membayangkan dengan menjadi seorang ibu, saya harus mempunyai sepatu terbaik dan tulang yang kuat. untuk apa? untuk terus melompat jauh ke depan sebelum mereka tiba. untuk memastikan bahwa penunjuk arahnya tidak tertutup dedaunan lebat saja. saya juga tidak pernah membayangkan dengan menjadi seorang ibu, saya harus menjadi sebuah sumbu. saya tidak boleh redup. saya harus memastikan bahwa saya cukup bersinar untuk membantu mereka berpijar. saya ini juga sebuah pisau lipat yang serbaguna. kau pasti tahu untuk apa.

being a Mom. sebagian diri saya yang masih selayaknya manusia biasa, sering merasa lelah dan sering mengantri memesan tiket pulang-pergi untuk kembali ke masa lalu dimana saya seorang diri pergi kesana kemari melakukan apapun yang saya ingini. itu sebagian dari diri saya. sebagiannya lagi? ternyata saya mampu berfikir juga bahwa apa yang saya jalani saat ini adalah apa yang dulu saya sebut sebagai masa depan. dulu pun saya sering berfikir, sampai kapan saya akan terus begini. kapan akan tiba waktu dimana saya bisa hidup tenang dengan orang-orang yang saya cintai di sekitar saya dan menjalankan kewajiban selayaknya perempuan yang seharusnya. jadi apa yang sebenarnya saya inginkan? lamunan saya di pecahkan oleh tangisan nya meminta mainan. secangkir teh panas saya di sore hari tidak pernah sempat saya habiskan karena berulang kali saya mengejar lari-lari kecilnya yang berusaha menghindari saya untuk bermain sendiri di luar rumah. komputer saya mungkin sudah hilang ingatan karena tidak pernah saya menyentuhnya lagi.
diluar semua itu, betapa banyak hal yang seharusnya saya syukuri. menjadi seorang ibu, sampai kapanpun memang tidak akan pernah menjadi sesuatu yang mudah untuk di jalani. untuk semua perempuan di luar sana, nothing worth comes easy. ini yang akan kalian jalani. setiap ruas lelah dan raupan emosi didalamnya, terbayar dengan apa yang datang bersamanya pula. dari detik pertama saya disini, Tuhan memberikan isyarat bahwa ini adalah jawaban dari doa-doa saya dalam hati.

gotta go now. he's awake. :)

1 comment:

gelembung-gelembung sabun!