September 26, 2013

getir.

hey kamu. iya, kamu yang sedang terpaku. apa kabar hati? baik baik saja atau diam diam di gerogoti?
sepertinya kamu masih harus banyak belajar. belajar menentukan, apakah ini benar cinta atau hanya batin mu yang di perdaya?

seperti saya, sudah lama saya sering tertawa kecil melihat cinta yang di agung-agungkan, dan harapan untuk di sayang yang ketinggian. hei! wake up. hidup bukan sekedar untuk itu. bahkan cinta lambat laun akan pergi meninggalkanmu. hanya masalah waktu. bagi saya, cinta usang yang terlalu lama itu akan menjadi debu yang sebaiknya di larung saja ke bentangan laut tak berujung. dia nantinya akan hadir dalam bentuk yang berbeda. untuk saya, dia hadir sebagai teman hidup. klise? mungkin karena belum pernah mengalami. wanna try? mungkin saya ini juga yang keterlaluan. menganggap cinta sudah mati. tapi, bagaimana lagi? memang ini yang saya alami dan tidak ingin saya ingkari.

topeng topeng bahagia dan fatamorgana yang dulu pernah saya punya, saya pecahkan satu per satu, agar tidak ada lagi palsu. u may see me cry, u may see me happy, u may see me laugh,.
bagi kebanyakan orang, mereka bisa saja membenarkan apa yang saya katakan dalam hati.
diam-diam mereka mewajari semua ini lalu berkata, that's life. shit happens, and nobody dies a virgin, yes, life fucks us all. tapi mereka tidak mempunyai cukup nyali untuk mengatakannya dengan lantang. memilih untuk hidup sekedarnya saja, dengan yang ada, jangan cari gara-gara. tapi ketika sendiri, menangis sejadi-jadinya atau melamun menghabiskan malam dengan petikan gitar dan asap rokok berterbangan. Takut?

Cinta sudah bereinkarnasi menjadi seorang teman hidup bagi saya. apakah ini berlebihan? tidak, ini menyakitkan? iya. yang sebenar-benarnya adalah, yang membuat saya seperti ini adalah ketika hidup memberi saya petunjuk untuk berjuang dan mendaki lebih tinggi. di puncak ini ada siapa lagi? tidak ada, hanya saya sendiri. tanpa kita sadari, waktu selalu menjadikan kita tanah liat yang akan terbentuk sesuai dengan apa yang ia suguhkan. dan saya, sudah menjadi pot besar yang menggemakan pikiran saya sendiri. saya sudah mencapai ini, mencapai titik dimana cinta tidak lagi membungkukkan tubuh saya dengan segala beban perasaannya, cinta tidak lagi mencabik-cabik hati saya karena harapannya yang berduri, cinta tidak lagi membidik sayap saya dari jauh, kemudian jatuh dan tertembak lumpuh. melainkan saya berkaca dan mengkristalkan diri, menjaga yang tersisa hanya rongga kosong dan batin yang melompong ini, untuk duduk dan menemani teman hidup saya menikmati secangkir kopi. sebisanya, sampai mati. 

tanpa kamu ketahui, saya menemukan bahagia sendiri dengan ini. Tuhan selalu menuntun saya menuju jalan keluar tanpa henti. tugas saya yang menunggu adalah, menjalani sisa hidup yang entah berapa lama lagi, dan kali ini HANYA demi saya sendiri. :)

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!