seperti memercikkan penawar pada bercak lamunanku, selalu kamu maknai semua tanda. tanpa memaksa waktu untuk selalu beriring, pun tak menjeratku dalam kesempurnaan ingin. aku mewarnaimu dengan beberapa krayon di kantongku, aku tak memerlukan satu kotak penuh untuk menghaturkan kagumku, kau adalah warna pasti yang aku tahu,ucapku.
melarungkan nafas dalam getaran bahasa mata, mengalirkan tawa dalam upacara kata-kata. kita adalah kita, yang sering bertanya, bagaimana semesta menggariskan temu dan sapa, menjadi hiruk pikuk kepala yang menyelami samudera rasa? aku yang tak seberapa jauh dari titik pandangmu, dulu. dan kamu yang membawa pertanda tak terbaca sekian lama. mungkin ini adalah hati yang tertunduk malu pada waktu yang tegak berdiri. Bagai teater mimpi yang enggan menutup layar usangnya yang penuh lubang, meski pertunjukan telah sampai pada tiupan terompet kerang di garis belakang.
aku adalah aku, yang begitu rancu dengan kepahitan senyum simpul dalam diam. dan kamu adalah kamu yang berwarna keemasan, membelai hening duduk bersila pada angan. kita, adalah bekal perjalanan menaiki kereta puisi yang ku rangkai dalam sepi. ku gadaikan malamku untuk berdoa, semoga tawa sampai demikian luap dan bahagia melimpah demikian ruah. terimakasih untuk rumitnya semesta, kita pun tak henti belajar menerka dan mengeja takdirnya.
No comments:
Post a Comment
gelembung-gelembung sabun!