December 12, 2018

Perempuan

Untuk semua perempuan, bahumu mampu menahan dunia yang meminta kau bawa. Ruas tulangmu, mungkin itu baja. 

Tuhan begitu berhati-hati menciptamu, wangi yang tak pernah kau tahu, langit lebih dulu mengenal namamu. Perempuan tangguh bersimbah peluh, pelipur lara menyuapi ego manusia. tidak ada pilu melainkan kau bungkus senyum yang menenangkan. Tidak ada tangis tanpa kau seka sendiri lalu berdiri dan berjalan kemudian. Tidak ada lelah yang pernah kau hitung, hanya cinta yang selalu kau beri. Kebahagiaan mereka mampu mengenyangkan rasa. Katamu, kau tidak apa-apa. 

Untuk perempuan pemilik hati seluas bumi, siapa yang menjanjikanmu pelukan di penghujung senja, sedang kau selalu memaafkan begitu saja? Tuhan tidak pernah salah ya. Kau adalah tempat kembali pulang. Kau adalah detak jantung rumah tangga. Kau adalah istri yang menerangi. Kau adalah ibu, tiang dari tegaknya anak-anakmu kelak. Kau adalah perempuan itu sendiri, yang menyembunyikan retak, dibalik luka kakimu yang berdiri tegak. 

Bertahanlah, kau tidak sendiri. Akan ada cinta yang mengalir untukmu, akan selalu ada hujan setelah panas terik yang membakarmu. Kau berharga. Lebih dari dunia dan seisinya. Jangan selimuti rasa yang tidak anggapmu istimewa. Tidak akan ada gerakmu yang tersia-sia, seperti waktu yang memihakmu sepenuhnya 🖤

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!