April 6, 2012

Bolehkah aku pergi kali ini? Aku hanya membawa apa yang aku cintai. Jangan khawatir, aku tidak punya banyak ruang disini. Sempit. Karena aku hanya mencintai satu kali. Mungkin kamu takkan mengerti apa yg membuatku pergi melangkahkan kaki. Mungkin kamu menyumpah serapah bahwa aku ini perempuan tidak tahu diri. Ini salahku. Aku terlalu salah untuk selalu tetap tinggal dan menemuimu kembali. Aku yang tak pernah mengguyurmu dengan banjir badai kata hati yang sungguh terlalu lama aku makan sendiri. Seharusnya aku biarkan kamu menggigil dibawahnya tanpa henti.

Apalah yang mampu kamu mengerti dariku sayang? Aku hanya butiran pasir-pasir yang setiap hari kamu lalui. Oh sungguh terlalu tinggi, ku kira aku akan menjadi lamunan yang menari indah memupuk mimpimu berkali-kali. aku salah lagi-lagi.

Setelah aku pergi, mungkin kamu baru akan menyadari, setelah tidak ada lagi yang terlalu banyak bicara menyuguhkan kebosanan untukmu setiap hari. Hanya akan ada sepi yang mengerak kering yang akan kamu sirami tiada henti. Lalu kamu menua,mengingat semua yang pernah kita miliki. Apakah saat itu semua sudah terlambat untuk kita perbaiki? Kamu yang memegang kunci, tuan. sedangkan aku hanya perempuan yang terlalu takut memberi jawaban.

Kelak kalau air matamu mengering dan kamu terhenti diatas butiran pasir-pasir itu, kamu tahu dimana menemukanku. Akan ku bangun istana dari butirannya yang selalu menemanimu tanpa kamu tahu. Bercak darahku akan menjadi petunjukmu. Yah. Aku tak tahu kapan kembali. Mungkin nanti, setelah kamu tidak mengenaliku lagi. maaf, tidak ada pesan,atau harapan apalagi beban yang kutitipkan. Kamu tidak membutuhkanku. Masihkah ingat namaku?
Selamat tinggal. kamu.

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!