November 8, 2011

kotak ajaib

tulisan ini bukan tentang feminisme atau skenario dari protes tentang kesetaraan kaum hawa.
saya hanya ingin bercerita, tidak bisa lewat suara, saya terlanjur jatuh cinta pada kata-kata.
Saya ini perempuan. hanya perempuan biasa yang mengalami masa-masa kecil yang sama seperti layaknya kisah-kisah mereka juga. saya bermain apa saja, bercanda, bersenandung ria, tapi hampir tidak pernah bercerita. lidah saya kelu, mata saya berputar tidak menentu. ya, itulah saya.

untuk mengungkapkan satu keinginan atau perasaan, mulut saya hampir tidak mampu berkata-kata. jadi, saya ini kuli tinta palsu, yang menghabiskan waktu. saya menulis dengan pena, di kertas apa saja atau di buku bergambar bunga yang saya dapat hasil merajuk pada bunda. adalah lima belas tahun yang lalu saya berkelakar, saya bercerita apa saja untuk mengungkap hati. disini, di meja belajar saya yang berwarna biru, dengan pena merah bukan karena saya sedang marah, tapi karena dulu merah itu cinta saya kira. apalah dulu saya hanya perempuan kecil dengan rambut cepol dua tanpa dosa.


dan kemudian banyak sekali hal yang saya lalui, yang tidak mudah juga untuk di lewati. saya terus menulis dan menulis di buku berbunga yang dulu masih bergembok emas, setiap lembarnya seperti wangi hujan di pagi hari dan saya yang memegang kunci. ya, saya yang memegang kunci! lalu ada sekejap rasa bangga yang terlintas di benak anak perempuan ini, saya memegang kunci dari buku yang merupakan bukti ungkapan hati saya sendiri. rasanya seperti, seorang juara yang mengelu-elukan kemenangannya berkali-kali.

tahun demi tahun, anak perempuan ini kian beranjak dewasa.
kunci yang dia banggakan, hanya sekilas dia pandang. hati kecilnya masih saja memastikan, kunci itu masih ada dalam dekapan. daun kering yang dulu ia selipkan di sela-sela halaman, sudah habis harap menunggu untuk di buka seperti biasa dengan sebuah senyuman.
ternyata, perempuan ini mulai mengetahui, ada jalan lain yang lebih berarti dengan mengungkapkan semua isi hati. tapi kali ini, seluruh dunia harus mengerti, karena sekarang ia tidak berbagi sendiri. semua manusia bisa mencari, menemukan, dan mendengarkan isi hati yang di ketiknya setiap malam larut sampai pagi menjemput.

yah, dia belum terlambat untuk berada disini. di dalam kotak ajaib berpendar cahaya ini. di dalamnya membentuk jaringan yang mendekatkan semua keterbelakangan dan kesempitan. yang sedetik kemudian bisa merengkuh imajinasinya dengan apapun mimpi yang pernah di ingininya. perempuan ini menghabiskan hampir seluruh harinya mengelilingi bola dunia yang ada di layar kotak kecil yang bercahaya ini. dia tidak bisa mencukupkan rasa syukurnya melalui pagi tempat dia memulai hari. dia menjelajah semua kemungkinan yang dulu ia hanya mampu tulis dalam angan-angan.

dia terbang menyusuri belahan dunia, melihat menara Eiffel Paris dengan kedua binar di matanya, menatap Sydney Opera House lekat-lekat yang dulu dia sangka hanya seatap rumah dengan para penyanyi-penyanyinya bergema. dia hampir tidak percaya, sejauh inikah sambungan kabel dan seluruh jaringan membawanya. menelusuri bola dunia tidak lagi dengan kedua jarinya. kini seakan dia benar-benar menginjakkan kakinya disana. kadang dia tertawa sendiri membayangkan tidak ada satupun yang akan ia lewatkan sekarang sampai nanti. tertawa bahagia, karena lambang-lambang kecil di layar, tombol-tombol kotak monokrom ini membuatnya juga melompati awan-awan yang bergantian terang lalu kelabu. memperkaya angan-angan lalu mewujudkannya dengan besarnya harapan. tiba-tiba ia meyakini, dunia baru ini yang akan selamanya menjadi jawaban atas semua pertanyaan.

dan perempuan kecil yang dulu pernah memulainya dengan pena, sekarang kian bermain riang dalam hatinya. terus menuliskan apa saja yang ingin ia ungkapkan. dengan menulis dan menulis menebar kata yang mendekatkan saya pada seluruh dunia ini, kekayaan imaji yang tidak akan mengerak dan mengering menghabisi hari. terbang melintasi semua benua. dan ini pula yang membuatnya percaya, bahwa menulis, sampai saat ini masih menjadi cinta pertamanya.

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!