September 30, 2011

menyelami getir yang tidak mungkin selamanya sedarah denganku ini ternyata tidak mudah.
getirnya yang terlalu getir menusukku dalam dalam sampai ke rongga jantung.
mungkin yang semua orang menamainya dengan panggilan "kenyataan" itu ini ya?
aku tak pernah tahu nama lengkapnya. yang jelas dia selalu dikaitkan dengan pahit.
"kenyataan itu memang pahit. hadapilah. face it." ngehe. ga enak banget.
itu yg ngomong hadapilah, face it, bisa ga ngadepinnya?
yang bisa ngomong kaya gitu itu orang yang kopi paginya selalu manisnya pas dan asap panasnya mengebul. juga sudah tersaji di cangkir mahal yang berukirkan darahnya sendiri.
orang yang selalu memuntahkan pahit dalam mulutnya.
orang yang tidak pernah menelan mentah-mentah pahit yang dia rasa.
itu baru kemungkinan ya.

beberapa bulan silam, sudah beredar musim perpisahan.
zaman sudah hampir berakhir. bahkan perpisahan sekarang memiliki hak asasinya sendiri.
hampir semua orang memutuskan untuk berpisah. memutus arah. merobek tujuan bersamanya.
dengan pemenuhan janji janji indah para penulis bijak yang mengatakan sendiri itu bahagia. sendiri itu justru mengeja surga. bebas. merekapun adalah orang orang yang setiap malamnya masih mencari cari aroma kenangan dari yang pernah di cintainya.
merekapun juga merasakan lintasan pisau tajam di hatinya ketika ada yang tidak sengaja menyebut nama yang pernah menjadi pasangan hidupnya.

hah. mereka hanya tidak mau mengakuinya. bukankah semua orang di dunia ini punya rahasia? di palung hati bumi ini, sudah banyak bangkai-bangkai yang dikuburkan.
bangkai-bangkai kemunafikan, sampai bangkai kejadian yang tak pernah tersampaikan. jangan bertanya-tanya terkadang ada bau busuknya berkata permisi dan berlalu di hadapan.
kemudian hilang. tak bertuan.

tunggu. tapi kenapa harus perpisahan?
mungkin yang menulis ini pun seharusnya bungkam! aku tak tahu apa-apa dan tidak bisa membayangkan rasanya. jadi diamlah saja!
aku tersenyum simpul lalu mengajaknya berjalan lalu lalang di depan makam. siapa bilang aku tak pernah tahu rasanya? atau kau pun boleh memilih ingin berlalu lalang dibagian mana dalam hidupku. sekejap, kau pasti akan berpamit pulang dan tak pernah ingin kembali lagi.
tapi kenapa harus perpisahan? perpisahan mencabut akar. membunuh musim semi. menggersang keringkan isi hati. semoga, kebahagiaan selalu mengikuti kemana kau pergi. dimanapun kaupun akan menanam akarmu nanti.

dari aku, yang katamu tak akan pernah mengerti.

:)

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!