March 26, 2012

Kata hati, sering berujung menjadi hal yang tidak penting.
itu bagi saya. karena hidup saya banyak menuntut saya dengan logika.
sejadi-jadinya, kata hati saya mengering dan mati berkerak. tidak ada pupuk perasaan atau kemauan yang bisa menyuburkannya menjadi
pohon yg kuat.

awalnya, kata hati saya memang pernah tumbuh. tumbuh dengan tubuh yang kerdil dan meranggas. kata orang, wanita begitu memuja perasaan dan selalu mengikuti kata hati yang dilindungi sangkar emas. tapi kenapa saya tidak? mungkin karena saya beranjak dewasa dengan tamparan logika dan kenyataan. kedua rahang saya meregang. saya mengosongkan rumah hati diantara tulang iga yang setengah bertahan.

tapi terkadang, kalau bukan waktu untuk utuhnya rembulan, saya sering merasakan kata hati saya meronta ingin juga mengambil keputusan. saya ragu. terlalu ragu untuk menumbuh suburkan. karena ini akan menjadi pertama kalinya saya menina bobokan logika saya yang kekuatannya melebihi apa saja yang saya bayangkan. sebelumnya perlu diperingatkan, saya ini pengecut yang berkedok tegapnya tubuh saya menantang kesedihan. tidak lebih dari itu.


saya masih terombang-ambing laut lepas yang gelap pekat tanpa batas.
entah kapan saya berani mengambil keputusan,menikahi kata hati, lalu menyelesaikan hidup menunggu mati.
entah kapan.

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!