November 27, 2010

SAYA BUKAN PRIBUMI

Saya Putri Amalia Baswedan. saya lahir di Indonesia. jadi saya adalah warga negara Indonesia. mungkin saya sedikit berbeda dengan kalian semua. kalian yang terlalu banyak. kalian sungguh-sungguh banyak. Saya? saya minoritas. mungkin. tapi iya, saya memang berjumlah sedikit. setidaknya disini. di tanah air yang katanya hanya milik PRIBUMI. PRIBUMI yang justru menodai negaranya sendiri. tapi di tanah suci, tempat semua orang islam di dunia ini menemui Allah dan Rasul-Nya, saya mayoritas. karena saya arab. saya keturunan arab. dan itu terlihat di wajah saya yang bermata besar, berhidung sedikit lebih mancung dan ciri lain yang orang lain banyak ketahui, yang orang lain tunjuk dengan telunjuk! saya bingung. benar-benar bingung. harus memulai darimana tulisan tentang kemarahan,kekecewaan, kebanggaan yang ingin saya sampaikan. semua bercampur satu menjadi warna kelabu. warna ini akan saya gunakan untuk menimpa tulisan di jalanan bertuliskan "kami bangsa Indonesia, berbahasa satu, bahasa Indonesia" cuih. diinjak-injaknya sendiri itu semua. saya sedih.

iya benar. persis. tepat sekali seperti yang sedang anda fikir. Gila, saya menulis tentang RAS. ini sensitif. ini bisa berbahaya. ini harus hati-hati. saya tanya, ini sensitif untuk siapa?! untuk bangsa Indonesia yang sekarang pemarah itu? membahayakan pihak mana?! membahayakan orang-orang tidak berdosa yang diperlakukan tidak adil tanpa ada alasan yang jelas? hati-hati dengan apa?! hati-hati dengan mereka yang semakin membedakan diri dengan berteriak lantang, "AKU PRIBUMI! KAMU SIAPA?!?!" duh. saya tidak perduli. bagaimana sebenarnya ini bisa terjadi? saya sering membaca tulisan "dilarang menulis,berbicara atau membuat karya yang mengandung SARA" saya tertawa dalam hati. :D hhm, Indonesia..... gumam saya.. isi perutmu sendiri terpecah belah. isi perutmu sendiri saling mengejek dan mencaci maki perbedaan. Miris sekali.

saya sering diberi pertanyaan.. "arab ya? pasti bisa bahasa arab dong? masa ga bisa?" hhm. bahasa arab? Bahasa Al-Qur'an maksud anda? anda orang islam bukan? Al-Qur'an itu kitab suci siapa? kenapa anda tidak bisa bahasa di dalamnya? masa ga bisa? cuma buat lambang di ruang keluarga ya? anda cina? mata anda sipit dan kulit anda putih pucat. anda tidak bisa bahasa cina? masa ga bisa? anda batak? anda jawa? well...... seharusnya sekolah dan biaya pendidikan di Indonesia ini memang di gratiskan.......

saya punya budaya. RAS saya kaya sekali akan budaya. seperti halnya cina,jawa,batak,apa saja warna di Indonesia. tapi RAS saya yang terkaya jenisnya. menurut saya. karena saya miskin pengetahuan tentang budaya mereka. hanya buku sejarah yang berbagi pada saya. manusianya mungkin sedang sibuk bergotong royong antar sesama RAS untuk membangun tembok raksasa. supaya aman kalau-kalau satu hari diserang. bangsa ini kan tidak bisa di duga. hari ini merangkul, besok memukul. berulang kali ditunjuk dengan telunjuk dan menyinggung dengan perasaan buntung. saya tidak takut,saya tidak meringkuk dan merengut. saya sedih.. isi perut Indonesia ternyata kronis.. asamnya sudah mengikus lambung dan ini sudah menggerogoti jantung..

saya sudah tidak ingin berkhayal dengan menuliskan indahnya perbedaan dan saling menghargai. maaf, itu semua taik. maaf, karena saya keturunan arab, saya berbicara seperti itu. maaf karena garis keturunan dan darah yang mengalir dalam tubuh saya, melarang dan dianggap berdosa untuk berkata kotor. saya tidak tahu dengan yang lainnya.. tapi, kalau boleh saya jujur, badan saya gatal, hati saya melepuh ketika saya berulang kali harus mengulang kata bahwa saya keturunan ini, garis keturunan itu,dan semua yang menjelaskan bahwa saya ini siapa. saya tidak pernah diajarkan untuk itu. tapi kali ini saya membangkang demi kebaikan. jadi tolong dimaafkan.

hhhm, kalau sampai buah yang terjatuh itu tidak terlempar jauh sekali dari pohonnya,maka rantai kepicikan ini tidak akan pernah terputus. seandainya ada pohon yang mau memohon pada angin untuk meniup kencang tubuhnya agar buah-buah itu terjatuh cukup jauh darinya, mungkin semua hal yang menyedihkan ini, bisa dibawa mati oleh pohon-pohon rapuh itu sendiri. lalu tumbuh dari bibit-bibit baru yang hilang ingatan dengan kelakuan ranting-ranting dari pohon yang hampir tumbang.

orang tua saya mengajarkan persamaan dan kesejajaran. tapi apa daya? saya sendiri sudah hampir habis di rajam perbedaan. ayah, ibu, maafkan saya.. saya rasa sudah tidak ada lagi yang mampu saya samakan, sejajarkan dan yang mampu saya gandeng tangan. mereka mengangkat dagu tinggi sekaliii.. sepertinya ayah dan ibu terlupa mengajarkan saya caranya. lalu ini salah siapa?

BHINEKA TUNGGAL IKA?

1 comment:

  1. Kamu tau? Aku juga merasa begitu. Bosan rasanya mendengar mereka bilang: Kamu arab? Bosan, sebal. Ya, saya ingin diperlakukan sama. Tapi apa daya. Wajah saya tidak bisa berbohong. Ingin rasanya bercerita, tapi pada siapa? Katanya perbedaan itu indah tapi bagi saya itu bullshit buanget. Saya harap begitu tapi nyatanya? Kenapa saya selalu dibedakan? Semakin dewasa saya, semakin saya menyadari betapa mereka membedakan saya. Ingin rasanya bilang: Stop calling me that way! Tapi mau gimana lagi. Pertanyaan-pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama, saya MUAK. Saya coba membuat diri saya lebih dari sekedar si Arab, sebagai pelajar, saya mencoba berprestasi. Saya ingin berprestasi agar mereka mengenal saya sebagai 'si Pintar' lah bukan 'si Arab'. Apa yang harus saya lakukan?

    ReplyDelete

gelembung-gelembung sabun!