July 13, 2010

sudah.

sayang, maafkan untuk letusan gunung egoku yang memuntahkan lahar kemunafikan waktu itu. ego yang memecah kerak tanah sendiri. memecah dengan luka sembilu tangis ini.

sayang, ampuni aku yang tidak kunjung hadir dalam upacara pengertian yang selalu kau adakan. aku malu, malu pada tubuh besarku yang berisikan penuh ketidakperdulian. darahku mengandung keegoisan, kulit dan tulangku, porinya kemarahan.
aku benar-benar tidak ada ampunan.

sayang, bahkan kamu tetap menerbangkan aku lebih tinggi dan makin tinggi dari biasanya. tak menyerah melihatku merusak warna langit dan menjamu petir hujan. katamu, satu hari nanti aku akan pulang menuntun pelangi. aku malu. bahkan kamu tetap meyakini aku mampu. segera aku ingin berhenti dari pergi, berbalik arah, lalu pulang kembali.

menuju kamu, rumah hatiku yang tak bertepi.

No comments:

Post a Comment

gelembung-gelembung sabun!