July 15, 2009

terlalu besar ekspektasi kadang-kadang membuat orang menjadi bodoh.
kebodohan yang menjadi-jadi ketika seperempat hari saja mengiyakan inginnya.
lagipula, apakah ada orang yang bisa mengendalikan dirinya dari semua bayangan indah yang dia inginkan? ya, mungkin dia bisa berbohong. tapi tidak pada lubuk hatinya yang paling dalam. dia selalu terbang dan selalu menari di tengah ekspektasinya yang semakin membesar dan menjadi raksasa yang siap meletus kapan saja. semua tahu, ekspektasi di letuskan oleh waktu.

sebenarnya, saya tidak suka dan diam saja ketika saya mendengar orang lain berbicara "gantungkan harapanmu setinggi langit" or "gapapa untuk mempunyai satu harapan. toh itu yang ngebuat kita semangat meraihnya" whatta.. sorry to say ya.. karena ini dari pandangan pribadi saya. emang apa sih yang bisa ngebuat kita semangat meraih apa yang kita inginkan? harapan?? lalu, kalau harapan itu terkikis setengah saja, semangat kita masih menggebu seperti pertama kalinya? get real..

ya, harapan itu seperti hidup dan cinta. semua manusia punya cara yang berbeda untuk melihatnya. tergantung bagaimana mereka pernah memperlakukan kita. seperti juga saya, yang hidup tanpa berharap pada apa-apa. saya tidak menutupi apa-apa. karena setiap harapan itu muncul sedikit saja, saya buru-buru geleng kepala dan menghapus kabut itu di atas kepala saya. walaupun saya tak pernah berhenti berdoa untuk kemungkinan terbaik bersamanya. dan lucunya, sampai detik ini belum pernah ada siapapun yang mampu menyembuhkan ketakutan saya pada sebuah ekspektasi. mungkin nanti, ketika ekspektasi sudah tidak menjadi mimpi buruk saya lagi.

1 comment:

  1. Hmm sungguh sebuah ketakutan yang dahsyat ! sesungguhnya fikiran dan rasa itu adalah makhluq juga..yg mana jika kita tunduk padanya maka repotlah hidup ini dengan segala prasangka..

    *blog yg hebat...

    ReplyDelete

gelembung-gelembung sabun!