February 2, 2009

perempuan berkalung sorban.

yes, ini perdana. pertama kalinya buat saya menulis review tentang film yang baru saya tonton.
yang biasanya selalu saya simpan sendiri. dan saya larutkan begitu saja dalam hidup saya.
tapi kali ini, entah kenapa saya ingin sekali menulis tentang ini. tentang tokoh ini.
perempuan ini.

Anisa (Revalina S.Temat) namanya.
saya tidak berbakat untuk menceritakan kembali isi film ini.
saya hanya ingin sedikit berbagi dan bercerita tentang pesan khusus yang hebat dari sini.
sebelumnya, terimakasih mas Hanung Bramantyo (kaya tetanggaan aja manggilnya mas..)
karena sudah menyuarakan saya. ga penting banget. tapi saya bahagia setelah melihat film ini.
cerita tentang film ini, memang dilemma dalam hidup saya. anehnya, saya seperti hidup di dalamnya.
dan,,sejujurnya,, hidup saya sedikit banyak seperti dia. Anisa.

walaupun memang banyak perbedaan.
saya belum menikah,
saya belum punya anak,
saya dulu tidak pernah tahu pesantren
saya belum berhasil mendirikan perpustakaan.
saya tidak mempunyai ayah yang keras.
dan saya tidak sebaik dia.

tapi persamaannya,,
saya pemberontak.
saya keras kepala.
saya lahir dari lingkungan islam yang sangat kuat.
saya suka menulis.
saya suka membaca.
saya gagal berulang kali.
saya selalu bertekad untuk terus sekolah.
saya anak perempuan terakhir dari dua kakak laki-laki.
ayah saya sudah meninggal.
ibu saya orang yang sangat bijak,tegar,dan pintar.

"islam tidak pernah mempersulit perempuan. islam justru sangat memuliakan perempuan nak." itu yang selalu di katakan oleh ibu saya. walaupun saya di lahirkan di lingkungan islam yang sangat kuat, tapi kami juga mempertimbangkan kebebasan yang terarah dan hak-hak yang ada.

yah, benar. cerita ini mengungkapkan tentang inti dari KEBEBASAN. bebas selama masih di jalan Allah, knapa ga? dan satu lagi, yang saya sukai diantara sekian banyak dialog dan scene yang saya pilih menjadi favorite saya, bahwa tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang luput dari dosa. tidak ada.

ah, im not good with this. you should see for yourself. mungkin juga di katain lebay karena segininya sama film ini,mungkin juga di tertawakan karena menyamakan diri dengan Revalina S.Temat (hehe..), tapi memang hanya saya yang bisa merasakan (mungkin), bagaimana rasanya ketika beberapa scene dalam hidup saya "dipinjam" untuk film ini. :) yang pasti,, andai saya adalah orang penting dan terkenal, maka saya ingin meminta waktu dari
Hanung Bramantyo untuk duduk sebentar, dan minum kopi bersama saya, untuk bertanya-tanya, sudah menguntit hidup saya berapa lama
untuk menciptakan beberapa scene yang sama persis dengan hidup saya itu? ;P

thanks to vickry for making this film so funny when you're laughing at my tears! siyalan ;D

3 comments:

  1. wah put...aku blom nonton dah baca reviewnya:P, piye iki. Karena aku blm nonton, blh ya ngomel2 dikit di halaman curhatmu ini:)

    Basicly setiap manusia di penjuru dunia manapun selalu mengalami kisah yang sama. Baik-buruk, Manis-pahit, Putih-hitam, dan sejenisnya. Dunia Hanyalah sebuah Masalah yang tediri dari Kematian, Percintaan, Kelaparan, Kesedihan, Kesendirian, dan unsur unsur negatif yang rohani & jasmani kita menolaknya.

    Tapi kadang kita tidak menyadari Kapan kita merasa bahagia, disayangi, dicintai, dimuliakan, dihargai, dan dihormati. Banyak kebahagian yang kita lupakan dan tidak kita sadari.

    So, Sesuatu itu sebenarnya ada, dan kita tahu keberadaanya, namun kita sering lupa, mengabaikan, dan melupakannya.

    kita akan merasa selalu bersedih jika kita selalu berfikir hidup kita menyedihkan, dan Kita akan merasa bahagia jika kita selalu berfikir hidup kita menyenangkan. It just how our mind drive it :)

    ReplyDelete
  2. iya,i know. :) lah ngapa dibaca dulu,, mestinya cepet2 di close windownya..;P hahaha..maksa..

    ReplyDelete

gelembung-gelembung sabun!