October 1, 2024


Unconditional love between two people who can't be together is a bittersweet dance of longing and acceptance, where emotions run deep but are colored by the understanding that circumstances, for whatever reason, keep them apart. It’s a love that transcends physical presence or shared futures, rooted in a deep connection that exists beyond time, space, or societal expectations.

They know the barriers—distance, timing, life choices, or perhaps even the unchangeable nature of the world they inhabit. Yet, this doesn't diminish the love they hold for each other; in fact, it strengthens it. There is no bitterness or resentment, only an unwavering wish for the other’s happiness, even if that happiness doesn't include them.

When they speak, there's a gentle tenderness in their words, an unspoken acknowledgment that their connection runs far deeper than the constraints of their situation. They don't need to say "I love you" outright; it’s there in the small things—in the way they listen intently, in the advice they give, always considering the other’s best interests even when their hearts yearn for more.

She might encourage him to pursue his dreams, even if it means moving far away from her, because she knows it’s what he truly desires. He might support her decision to follow a different path, knowing that while it takes her further from him, it brings her closer to her true self. There’s no selfishness in their love. They sacrifice the possibility of being together for the certainty that the other person will flourish.

When they part after brief moments together—whether it's a rare conversation or a fleeting encounter—their goodbyes are never filled with finality. Instead, there’s a quiet understanding, a silent promise that they will always carry a part of each other wherever they go. They don’t need to cling to the idea of being together, because their love is already woven into who they are. It’s in the way they continue to support each other from afar, in the quiet prayers they send for each other’s peace and happiness, in the gentle hope that the other finds all the joy and success the world has to offer, even if they can’t share it.

They never try to hold the other back, never weigh the other down with expectations. Their love is pure, untainted by the need for reciprocation or the desire to possess. It’s not about having, but about giving—freely, selflessly, and with the knowledge that true love is often about letting go.

And so, they live their lives apart, but with a piece of each other always nestled within their hearts. They carry on, knowing that their love will remain—strong, silent, and eternal—no matter where life takes them, because unconditional love knows no boundaries, no limitations, and no end.

May 8, 2024

Tidak ada yang pernah benar-benar tinggal

 Semua pasti berlalu.

Seperti banyaknya kenangan abu-membiru di kepalaku. semua selalu pergi. entah meninggalkan elegi atau memori yang membuatku tertawa kecil berkali-kali. apapun itu, seringnya berakhir juga. menemui muara, atau mengalir begitu saja. 

Riuh itu akan sepi. Sedih itu, akan terkubur sendiri. beri hati waktu untuk mengerti, bahwa semuanya akan terlewati. perjalanan panjangmu itu, akan menjadi cerita. luka di kaki karena langkah-pun, akan memerah lalu membekas tanpa arah. 

Sakitmu yang kau tangisi, akan menjemput penawarnya sendiri. yang terlalu sulit kau terima, akhirnya akan mudah juga kau bawa. 

Semua pasti berlalu, yang nyata akan semu, sementaramu juga tak akan selamanya disitu. hanya waktu yang aku punya untuk menjamu hadirnya ingatan tentangmu. milikku satu yang tak akan kembali dan tak bisa ku gadaikan nanti. 

Beberapa ingatan tidak akan pernah sama, seperti raut wajahku yang menuliskan duka bahagia, tidak ada yang selamanya. 


Semua pasti berlalu. seperti luruhnya kecewamu yang membatu, terbungkus tawa haru jadi satu. 

menaruh harap, menerbangkan angan, semua selalu pergi menebar jaring kenangan.

Berlalu. Menjauh. Melaju.

February 19, 2024


I’m at this phase, dimana sudah merasa tidak perlu panjang cerita atau panjang kisah nyata. Kalau dirasa sudah tidak sejalan atau berbeda haluan, bisa kuputuskan untuk berputar arah tujuan. i won't explain anything.


If you know, you know. i’ll let you have all the time in the world to think about it. but of course, i will not be there anymore. antara terlalu lelah untuk berkata banyak, atau terlalu malas menjadi bijak. waktuku sudah sering habis dimakan angan-angan. tidak lagi kali ini ku serahkan.

it seems to me that some people have an expiration date. no hard feeling, yang berlalu biar saja berlalu, kau bergerak melaju, aku berdiri menutup pintu. begitu saja dan semesta kembali berputar menebar jaring takdirku setelah melepasmu. semoga hujan menghapus semua penyesalan. 

oh, and normalize leaving people in whatever reality they have chosen.

February 7, 2023

kali ini, tanpaku

 

apa yang membuatmu tetap disini? sudah ku katakan, pergilah membawa bekal kenangan. perjalanan nanti tanpaku. kali ini, langkahku terhenti, kuputuskan melihatmu sekali lagi. debur ombakmu masih sama, selalu menghabiskan yakinku bahwa tanpamu akan baik-baik saja. gersangnya lapang dadaku ini menunggu hujan ucap rindu. aku takut ketinggian dan tak mau lagi patah tulang berulang. 

semakin aku terambing antara tawa dan jerih, jari jemariku mengerat memendam ingin. merangkum pelukmu lebur luluh dalam semesta yang dingin. luka menahun yang kita bawa kemana-mana, tak mampu menghilangkan rasa yang berbahasa dalam degup dada. mungkin akulah secawan obat penawar sedihmu, atau sebilah sembilu yang kerap melukai lamunanmu. apa yang membuatmu tetap disini? jiwaku ini lilin tak bersumbu, kerinduan yang mengental beku.  jalan kita berbeda, yang ku ingini, kau bahagia. itu saja. 

January 9, 2023


seperti memercikkan penawar pada bercak lamunanku, selalu kamu maknai semua tanda.  tanpa memaksa waktu untuk selalu beriring, pun tak menjeratku dalam kesempurnaan ingin. aku mewarnaimu dengan beberapa krayon di kantongku, aku tak memerlukan satu kotak penuh untuk menghaturkan kagumku, kau adalah warna pasti yang aku tahu,ucapku.

melarungkan nafas dalam getaran bahasa mata, mengalirkan tawa dalam upacara kata-kata. kita adalah kita, yang sering bertanya, bagaimana semesta menggariskan temu dan sapa, menjadi hiruk pikuk kepala yang menyelami samudera rasa? aku yang tak seberapa jauh dari titik pandangmu, dulu. dan kamu yang membawa pertanda tak terbaca sekian lama. mungkin ini adalah hati yang tertunduk malu pada waktu yang tegak berdiri. Bagai teater mimpi yang enggan menutup layar usangnya yang penuh lubang, meski pertunjukan telah sampai pada tiupan terompet kerang di garis belakang.

aku adalah aku, yang begitu rancu dengan kepahitan senyum simpul dalam diam. dan kamu adalah kamu yang berwarna keemasan, membelai hening duduk bersila pada angan. kita, adalah bekal perjalanan menaiki kereta puisi yang ku rangkai dalam sepi. ku gadaikan malamku untuk berdoa, semoga tawa sampai demikian luap dan bahagia melimpah demikian ruah. terimakasih untuk rumitnya semesta, kita pun tak henti belajar menerka dan mengeja takdirnya.

June 23, 2022



Pada akhirnya, perjalanan kita tidak juga menemukan muara. Biarlah aku memelukmu dalam doa. karena menggantimu dengannya, takkan mampu ku rasa.

katamu aku tak lagi sama, dadaku sesak dipenuhi kecewa.. 
sampai melepuh hatiku mempertahankan singgasanamu, masih juga kau giring awan kelabu diatasku. 

berkali-kali ku akui aku kalah. kuterimakan hidupku tanpamu, aku lelah. 
kemudian terang menarikku lagi menawarkan memori. berandai ku miliki. 
Ampun Tuhan, sungguh ku mencintainya. tapi apa daya?

June 25, 2019

Heart broken.

Breathe. You’re going to be okay. Breathe and remember that you’ve been in this place before. You’ve been this uncomfortable and anxious and scared, and you’ve survived. Breathe and know that you can survive this too. These feelings can’t break you. They’re painful and debilitating, but you can sit with them and eventually, they will pass. Maybe not immediately, but sometime soon, they are going to fade and when they do, you’ll look back at this moment and laugh for having doubted your resilience. I know it feels unbearable right now, but keep breathing, again and again. This will pass. I promise it will pass.

May 7, 2019

Hati, apa yang kau mau dariku?
Terlalu banyak perjalanan ku lalui, ku habiskan pula tangisku di sini. Masih saja kau terangi jalanku tanpa kata. Tanpa aba-aba. Hanya bisik saja, ikuti aku. Letakkan serpihan hatimu disitu, lupakan sakit, berbahagialah sedikit.

Hati, apa yang kau inginkan dariku?
Ini bukan kebahagiaan yang kau ceritakan. Ini bukan milikku untuk ku genggam. Bagaimana jika aku tak mampu melepasnya kembali? Apakah kau mampu melewati perihnya lagi? 

Hati, apalagi yang harus aku lakukan? Jika rasa ini yang kau beri, bagaimana cara bercerita bahwa aku baik-baik saja? Aku tidak pernah baik-baik saja bila ini yang kau maksud dengan cinta. 

Kau tahu betapa inginku memelukmu lagi dan lagi? Betapa aku ingin menghabiskan matahari denganmu dan bercerita tentang kau dan aku yang merenda pilu ini. Suatu hari nanti, akan ku tuliskan tentang rasamu untukku yang tak dapat ku sentuh. Tentang perjalanan kita yang tak sebentar, dengan patahan hati yang tersebar. Menceritakan rindu membiru yang tak pernah sampai pada bisik nada kalbu mu..

Hati, inikah yang kau janjikan? Tentang rasa yang tidak akan pernah sampai, yang hanya mampu ku rangkai dengan aksara dan entah bahagia atau lara.

Barangkali aku yang salah dengan berpikir bahwa luka-luka yang kita punya bisa saling menyembuhkan satu sama lain. We are just too broken and our pains are beyond repair. 💔

May 3, 2019

Patah & Terbelah


Di setengah putaran malam, tiba-tiba terfikir satu hal yang mendadak menjadi jawaban atas semua pertanyaan ini. bahwa sebenarnya, manusia itu akan selalu saling menyakiti satu dengan yang lainnya. karena kita bukan manusia yang utuh sesungguhnya. retakmu yang tak berujung akan selalu mencari siapa yang mampu menutupnya. dan siapapun dia yang mampu menutupnya, akan mencari dia yang membawa penawar racun dalam tubuhnya. akan selalu ada haus yang tak terperi, akan selalu ada hilang yang tak kunjung kembali, akan selalu ada missing pieces yang tidak menemukan letaknya lagi. kau bawa pergi, kau bawa pulang mendaki hati yang tinggi, pun tak kau temukan dimana. kau lelah, kecewa pun datang tak berkilah. hidup seketika menjadi salah. memaki kehidupan yang membuatmu berkeluh kesah.

ini hanya tentang menerima. ini hanya tentang mengerti juga. bahwa tidak ada manusia yang mampu mengobati. kita hanya mampu sama-sama mencari. manusia-manusia patah saling berbagi kisah, mendengar cerita dari jejak yang tersisa, kau patah, aku pun terbelah. itu tidak menjadikan kita kalah. mari bertutur kata di tengah malam yang dingin dan segelas kopi panas pemuja semilir angin di langit luas. aku, kau dan kita yang tak pernah tuntas.

December 12, 2018

Perempuan

Untuk semua perempuan, bahumu mampu menahan dunia yang meminta kau bawa. Ruas tulangmu, mungkin itu baja. 

Tuhan begitu berhati-hati menciptamu, wangi yang tak pernah kau tahu, langit lebih dulu mengenal namamu. Perempuan tangguh bersimbah peluh, pelipur lara menyuapi ego manusia. tidak ada pilu melainkan kau bungkus senyum yang menenangkan. Tidak ada tangis tanpa kau seka sendiri lalu berdiri dan berjalan kemudian. Tidak ada lelah yang pernah kau hitung, hanya cinta yang selalu kau beri. Kebahagiaan mereka mampu mengenyangkan rasa. Katamu, kau tidak apa-apa. 

Untuk perempuan pemilik hati seluas bumi, siapa yang menjanjikanmu pelukan di penghujung senja, sedang kau selalu memaafkan begitu saja? Tuhan tidak pernah salah ya. Kau adalah tempat kembali pulang. Kau adalah detak jantung rumah tangga. Kau adalah istri yang menerangi. Kau adalah ibu, tiang dari tegaknya anak-anakmu kelak. Kau adalah perempuan itu sendiri, yang menyembunyikan retak, dibalik luka kakimu yang berdiri tegak. 

Bertahanlah, kau tidak sendiri. Akan ada cinta yang mengalir untukmu, akan selalu ada hujan setelah panas terik yang membakarmu. Kau berharga. Lebih dari dunia dan seisinya. Jangan selimuti rasa yang tidak anggapmu istimewa. Tidak akan ada gerakmu yang tersia-sia, seperti waktu yang memihakmu sepenuhnya 🖤

August 7, 2018

Semua untukmu

Coba sini. Mendekatlah padaku. Sudah sampai hembusan nafasku di ujung-ujung kulitmu? Sudah lekat-kah tatapanku? Sekarang coba, apa warna bola mataku? Apa kau bisa rasakan genggaman eratku? 
Bisa rasakan kuku panjangku menembus jauh ke pergelangan denyut nadimu? Sekarang coba, pakai bajuku. Bisa kau rasakan kain kasarnya di atas perutmu? Atau seratnya justru melukai punggungmu? 
Oh! Aku rasa kau harus coba celanaku. Memang sudah tidak bagus lagi, tapi celana ini saksi. Lihat saja noda-nodanya yang masih wangi. Entah wangi darah atau minyak wangi. Aku menggigil kedinginan! Ditengah bongkahan es lembut seperti ini, apa yg aku lakukan dengan memberikan semua yg aku miliki padamu? Terkecuali sepasang sepatu tanpa warna ini yang masih memeluk kakiku. Tapi, aku pikir, aku berikan saja kepadamu lagi. Biar aku tak beralas kaki, aku masih bisa mencari yang baru lagi. 

Nah! Ini yang aku tunggu, sekarang kau sudah menjadi aku! Ini benar-benar aku! Aku mengitarimu, berdecak kagum! Kau sudah memaki baju hitam dengan wangi parfum di bahunya. Itu wangiku! Kau sudah memakai celana yang umurnya melebihi umur cintaku pada kekasihku! Dan akhirnya kaupun memakai sepatu yang selalu ku pakai untuk menjalani hidup! Sekarang, berjalanlah ke depan, langkahkan kakimu menembus lorong-lorong itu, basahi sepatumu dengan genangan air sehabis hujan yang selalu ke ganggu di pinggir jalan. Apapun! Apapun yang penting jadilah aku! Aku berikan semua itu untukmu. Pergilah,aku selalu disini andai kau mencariku. Kalau-kalau satu hari, kau sudah tidak kuat lagi menjadi aku, atau kau tidak sanggup lagi berjalan dengan penuh luka disitu. Kembalilah. Saat kau kembali, kau lucuti semua milikku. Lalu, ku jamu kau dengan makan malam dirumahku. Bersama orang-orang yang sebelumnya mencoba berbicara lantang tentang hidupku. Kita akan berpesta tak kenal waktu, dan ceritakan disitu, bagaimana rasanya menjadi aku. 

Oh pesta itu akan menjadi sunyi. Tak akan suara denting gelas maupun piring berbunyi. Rumahku akan selalu terbuka untukmu, untuk para serigala waktu yang menerkamku dari balik pintu. :)